Beranda > Bait 332 > Pengertian Hal » Alfiyah Bait 332

Pengertian Hal » Alfiyah Bait 332

–·•Ο•·–

الحال

AL-HAL

الْحَالُ وَصْفٌ فَضْلَةٌ مُنْتَصِبُ ¤ مُفْهِمُ فِي حَالِ كَفَرْداً أَذْهَبُ

HAL adalah Sifat, sambilan, manshub, dan menjelaskan tentang keadaan seperti sendirian aku pergi = “FARDAN ADZHABU” 

–·•Ο•·–

Hal terbagi dua :

1. Hal Muakkidah, sebagai pengokohan, yakni tidak ada makna lain selain sebagai taukid (dijelaskan pada akhir Bab Haal).

2. Hal Mubayyinah, sebagai penjelasan, yakni Sifat Fadhlah/Sambilan yg dinashobkan untuk menerangkan HAI’AH/tingkah/gaya shohibul-haal ketika terjadinya perkerjaan utama.

Penjelasan definisi dan pengertian Hal pada poin 2:

SIFAT : Suatu yg menunjukkan makna dan dzat. contoh ROOKIBUN = berkendara, FARIHUN = bergembira, MASRUURUN = bergembira. dll. Sifat adalah jenis dapat mencakup Hal, Khobar juga Na’at.

FADHLAH : tambahan/sambilan, adalah hal yg bukan pokok didalam penerapan Isnad, yakni asal penyebutan FADHLAH itu adalah suatu yg tidak musti dalam kebiasaan.

MENERANGKAN HAI’AH/TINGKAH SHAHIBUL-HAL: Maksud Shahibul Hal adalah suatu yang diterangkan tingkahnya oleh Haal. yakni penerangan sifatnya diwaktu pekerjaan terjadi. Shohibul hal bisa berupa Fa’il, Naibul Fail, Maf’ul Bih, dll.
Standar untuk mengetahui sifat sebagai penunjukan HAI’AH adalah dengan cara meletakkan pertanyaan KAIFA/bagaimana? maka jawabannya tentu lafazh hal.

contoh :

جاء الضيف ماشياً

JAA’A ADH-DHOIFU MAASYIYAN* = tamu itu telah datang dengan berjalan kaki

* Lafazh MAASYIYAN adalah sebagai HAAL/keadaan yakni menerangkan HAI’AH/tingkah Isim sebelumnya yg berupa Fa’il lafazh ADH-DHOIFU. Maka lafazh MAASYIYAN ini patut sebagai jawaban dari pertanyaan KAIFA contoh KAIFA JAA’A ADH-DHOIFU?/bagaimana tamu itu datang? maka dijawab: MAASYIYAN/jalan kaki.

contoh Firman Allah:

وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ

WAD’UUHU MUKHLISHIINA* = sembahlah Allah dengan mengikhlaskan (QS. Al-A’rof :29)

*lafz “MUKHLISHIINA” adalah HAL dari lafazh Fa’il yg berupa dhamir Wawu jamak.

contoh Firman Allah:

فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ

FA BA’ATSA ALLAHU ANNABIYYIINA MUBASY-SYIRIINA WA MUNDZIRIINA*= maka Allah mengutus para nabi sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. (QS. Al-Baqoroh : 213)

*lafazh “MUBASY-SYIRIINA WA MUNDZIRIINA” adalah sebagai HAAL dari lafazh Maf’ul Bih “ANNABIYYIINA”

contoh Firman Allah:

فَكُلُوا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَلَالًا طَيِّبًا

FA KULUU MIMMAA GHONIMTUM HALAALAN THOYYIBAA* = Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik (QS. Al-Anfal : 69)

*dua lafazh “HALAALAN THOYYIBAA” sebagai HAL dari isim maushul yaitu MAA.

Keluar dari sebutan sifat, yaitu seperti contoh:

رجعتُ القهقرى

ROJA’TUL-QOHQOROO* = aku kembali secara mundur

* lafaz QOHQOROO tidak disebut HAAL sekalipun sebagai penjelasan tentang tingkah daripada Fa’il, karena bukan berupa sifat, tapi berupa sebutan untuk keadaan kembali ke belakang.

Keluar dari sebutan FADHLAH/sambilan, yaitu Sifat yg dijadikan UMDAH (penopang) yakni sebagai pokok atau primer, semisal menjadi Mubtada contoh:

أقائم الزيدان

A QOO’IMUN AZZADIAANI = apakah yg beridiri itu dua Zaid?
atau menjadi Khobar contoh:

زيد قائم

ZAIDUN QOO’IMUN = Zaid berdiri

Keluar dari penunjukan HAI’AH/tingkah, yaitu Tamyiz Musytaq. contoh:

لله دَرُّهُ فارساً

LILLAAHI DARRUHU! FAARISAN* = hebat! penunggangnya.

* Lafazh LILLAAHI DURRUHU! adalah ungkapan ta’jub atau pujian karena kagum. Lafazh FAARISAN dipilih sebagai TAMYIZ bukan HAL karena tidak dimaksudkan sebagai penunjukan HAI’AH tapi sebagai penunjukan pujian daripada kepandaiannya menunggang kuda. Namun demikian bisa saja terjadi sebagai penerangan HAI’AH tergantung dari maksudnya. Seperti itu  juga NA’AT MANSHUB contoh:

رأيت رجلاً واقفاً

RO’AITU ROJULAN WAAQIFAN* = aku lihat lelaki yg menetap.

*Lafaz WAAQIFAN dipilih sebagai NA’AT bukan HAAL, karena memang tidak disusun menjadi HAL  tetapi disusun untuk menghususi pada MAN’UT. Namun demikian bisa saja disusun sebagai penerangan HAI’AH, ini tergantung pada Konteks Kalimatnya.

  1. ima
    4 Januari 2012 pukul 17:07

    kalo bedanya hal sama tamyis secara rinci itu bagaimana?

  2. Huda
    20 Maret 2012 pukul 20:28

    assalaam.. kadang.. saya susah ngebedain antara Chaal & maf’ul muthlaq… tolong doong.. dijelasin !!!

  3. Anonim
    20 Maret 2013 pukul 07:57

    hestyn hasan

  4. Anonim
    20 Maret 2013 pukul 07:58

    al haal nhe memang bgus,tpi sya macih bngung

  5. 30 Maret 2013 pukul 20:25

    makasih bnget….
    blog ini sangat mmbantu saya
    smoga blog ni gx brhenti sampai sini

  6. mustain
    21 Agustus 2013 pukul 14:21

    asalmu alaikum. saya mau tanya: dalam doa untuk orang tua, apa bedanya antara shoghiron dan shighoron? terima kasih. wassalamu alaikum.

    • Anonim
      6 September 2013 pukul 17:15

      shogirun mufrod shigorun jama’

  7. mamat
    14 November 2013 pukul 01:48

    apakah boleh sohibul hal berupa isim nakiroh
    apakah boleh hal didahulukan kala sohibul halnya berupa isim yang dijerkan oleh huruf jer bak

    • 14 Maret 2014 pukul 11:58

      sohibul hal boleh berupa isim nakiroh, tp ketika sohibul haal isim nakiroh maka haal nya harus muqaddam atas sohib haal nya…
      contoh : رأیت راکبا رجلا
      راکبا di sini jd haal…

      • Fadoli
        27 Juli 2022 pukul 01:41

        Rokiban jadi hal karna jatu sesuda isim ma,rifat

  8. mamat
    14 November 2013 pukul 01:50

    kalau sohibul hal berupa isim nakeroh boleh lalu apa syaratnya
    dan berikan contoh sohibul hal yang tidak tampah syarat
    dan bolehkah halnya didahulukan sedangkan halnya berupa isim jamid

  9. auliyah
    22 November 2013 pukul 03:40

    tolong di jelasin dong. pada kalimat tasyrabu rukayyah kaa`idatuun, mengapa pada kata kaa`idatuun berkharokat dhommah ??

  10. 14 Maret 2014 pukul 11:53

    سلم علیکم…
    gak seru pembahasannya, kenapa ga di lanjutin sampe tuntas…!!!!

  11. 14 Maret 2014 pukul 11:54

    ralat yang di atas : سلام علیکم

  12. 14 Juni 2014 pukul 02:46

    I constantly spent my half an hour to read this website’s articles all the
    time along with a mug of coffee.

  13. 18 Juni 2014 pukul 11:18

    Greetings from Florida! I’m bored to tears at work so I decided to browse your website on my
    iphone during lunch break. I love the info you present here and can’t wait to take a look when I get home.
    I’m amazed at how fast your blog loaded on my phone ..
    I’m not even using WIFI, just 3G .. Anyways, awesome blog!

  14. Anonim
    27 September 2014 pukul 11:20

    Dilengkapi ya biar jelas

  15. Fadoli
    27 Juli 2022 pukul 01:39

    Kenapa hal itu harus menggunakan isin nakiroh ?

  1. 16 November 2012 pukul 13:09

Tinggalkan komentar