Arsip

Archive for the ‘Bait 278-279’ Category

Pengertian Tanazu’ dan Syarat-syaratnya » Alfiyah Bait 278-279

30 November 2011 9 komentar
–·•Ο•·–

التنازع في العمل

BAB TANAAZU’ DALAM AMAL

إِنْ عَامِلاَنِ اقْتَضَيَا فِي اسْمٍ عَمَلْ ¤ قَبْلُ فَلِلْوَاحِدِ مِنْهُمَا الْعَمَلْ

Jika dua Amil menuntut pengamalan di dalam suatu isim dan keduanya berada sebelum isim, maka pengamalan berlaku bagi salah satu saja dari keduanya

وَالثَّانِ أَوْلَى عِنْدَ أَهْلِ الْبَصْرَهْ ¤ وَاخْتَارَ عَكْساً غَيْرُهُمْ ذَا أُسْرَهْ

Amil yang kedua lebih utama (beramal) menurut Ahli Bashroh. Selain mereka -yg mempunyai golongan kuat- memilih sebaliknya (amil yg pertama lebih utama beramal)

–·•Ο•·–

Pengertian Tanazu’ menurut bahasa adalah: pertentangan. Pengertian Tanaazu’ menurut istilah Ilmu Nahwu adalah: dua Amil menghadapi satu ma’mul. Contoh:

سمعت ورأيت القارئ

SAMI’TU WA ROAITU AL-QOORI’A* = aku mendengar dan melihat si qori’ itu.

*Masing-masing dari lafaz SAMI’TU dan ROAITU bertentangan menuntut lafaz AL-QOORI’A sebagai Maf’ul Bihnya.

Manuskrip Syarah Alfiyah Ibnu Malik. Penyusun Tidak diketahui. Penyarah Tidak diketahui. Jumlah Halaman 88. Naskah Kurang. Sumber: http://www.mahaja.com/library/manuscripts/manuscript/676

Tidak ada perbedaan antara kedua Amil baik berupa dua Fi’il seperti contoh diatas, atau dua Isim ataupun campuran.

Contoh kedua amil berupa dua Isim:

أنا سامعٌ ومشاهدٌ القارئ

ANA SAAMI’UN WA MUSYAAHIDUN AL-QOORI’A = aku mendengar dan menonton si qori’ itu.

Contoh kedua amil campuran berupa Isim Fi’il dan Fi’il, Firman Allah:

هآؤم اقرءوا كتابيه

HAA’UMUQRO’UU KITAABIYAH* = “Ambillah, bacalah kitabku (ini).” (al-Haaqqah : 19)

* Amil pertama berupa Isim Fi’il Amar yaitu Lafaz HAA’UMU sinonim dg lafaz KHUDZ (ambillah) huruf Mim tanda Jamak. Amil kedua berupa Fi’il Amar yaitu Lafaz IQRO’UU.

Terkadang Tanazu’ terjadi antara lebih dari dua Amil. Dan terkadang Mutanaza’ Fih (ma’mul tanazu’) lebih dari satu.

Contoh Tanazu’ antara tiga Amil:

يجلس ويسمع ويكتب المتعلم

YAJLISU WA YASMA’U WA YAKTUBU AL-MUTA’ALLIMU* = Pelajar itu duduk, mendengar dan menulis.

* masing-masing dari lafaz YAJLISU, YASMA’U dan YAKTUBU menuntut lafaz AL-MUTA’ALLIMU sebagai Faa’ilnya.

Contoh Tanazu’ antara tiga Amil di dalam isim Mutanaza’ Fih lebih dari satu. Nabi bersabda:

تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين

TUSABBIHUUNA WA TAHMADUUNA WA TUKABBIRUUNA KHOLFA KULLI SHOLAATIN TSALAATSAN WA TSALAATSIINA* = kalian bertasbih, bertahmid dan bertakbir sehabis tiap Sholat, sebanyak  33 kali. (HR. Muttafaq ‘Alaih)

*lafaz KHOLFA dinashobkan sebagai Zhorof dan lafaz TSALAATSAN WA TSALAATSIINA dinashobkan sebagai Maf’ul Muthlaq. Masing-masing ketiga Amil menuntut pengamalan terhadap masing-masing dua Ma’mul.

Syarat-syarat Tanaazu’ bagi kedua Amil adalah:

  1. Harus dikedepankan dari Ma’mulnya.
  2. Diantara dua Amil harus ada Irthibath (hubungan) baik secara Athof atau semacamnya.

Maka tidak dinamakan Tanaazu’ apabila kedua Amil diakhirkan. Contoh:

زيد قام وقعد

ZAIDUN QOOMA WA QO’ADA* = Zaid berdiri kemudian duduk

*Masing-masing Fi’il mempunyai dhamir sebagai ma’mulnya yg merujuk pada Isim yang berada di depannya yaitu lafal ZAIDUN.

Dan tidak pula dinamakan tanazu’ apabila antara dua Amil tidak terdapat irthibath, contoh:

قام قعد زيد

QOOMA QO’ADA ZAIDUN

Dengan demikian apabila terdapat dua Amil mencukupi syarat disebut Tanaazu’, maka salah satu Amil beramal pada Isim Zhahir. Sedangkan Amil yg lain beramal pada Dhamir Isim Zhohir tsb atau disebut Amil Muhmal. Mengenai hal ini tidak ada khilaf antara Ulama Bashroh dan Kufah. Namun yg menjadi ikhtilaf dalam bab Tanazu’ ini adalah dalam hal mana yg lebih utama beramal antara Amil yg pertama dengan Amil yg kedua. Ulama Bashroh memilih Amil kedua beramal karena dekatnya dengan Isim Ma’mul. Sedangkan Ulama Kufah memilih Amil pertama beramal karena ia dikedepankan.