Beranda > Bait 43 > Isim tidak munsharif/ghair munawwan, jar dengan fathah syarat tidak mudhaf atau tanpa AL » Alfiyah Bait 43

Isim tidak munsharif/ghair munawwan, jar dengan fathah syarat tidak mudhaf atau tanpa AL » Alfiyah Bait 43

◊◊◊

وَجُــرَّ بِالْفَتْحَـةِ مَـالا يَنْصَرِفْ ¤ مَالَمْ يُضَفْ أَوْيَكُ بَعْدَ ألْ رَدِفْ

Jar-kanlah olehmu…! dengan tanda Fathah terhadap Isim yang tidak munsharif, selagi tidak dimudhafkan atau tidak berada setelah AL dengan mengekorinya


Diterangkan dalam Bait ini, bagian kedua dari Isim yang di-i’rab dengan harakat pengganti dari harakat asal. Yaitu Isim yang tidak Munsharif atau Isim ghair Munawwan atau isim yang tidak ditanwin.

Definisi Isim tidak munsharif adalah: setiap kalimah  isim mu’rab yang menyerupakan kalimah fi’il didalam hal terdapatnya dua illat dari sembilan illat, atau terdapat satu illat yg menempati maqom dua illat.

Contoh lafazh terdapat dua illat أَخْمَدُ “Ahmad” (Alami dan Wazan Fi’il) عَطْشَانُ “yg haus” (Sifat dan Ziadah Alif-Nun). contoh lafazh satu illat مَسَاجِدَ “Masjid-masjid” (bentuk/shighat Muntahal Jumu’).

Mengenai penyebab yang mencegah ditanwinkannya kalimah isim, dalam hal ini ada bab khusus yang akan diterangkan secara jelas disana –insyaAllah–. sedangkan dalam Bait ini, dimaksudkan mengenai hubungan dengan tanda I’rabnya. Rofa’ dengan Dhammah (i’rab asal), Nashab dengan Fathah (i’rab asal) dan Jar dengan Fathah (menggantikan i’rab asal Kasrah) contoh:

َجَاءَ أَحْمَدُ رَأَيْتُ أَحْمَدَ مَرَرْتُ بِأَحْمَدَ

Ahmad datang, Aku melihat Ahmad, Aku berjumpa dengan Ahmad.

وَلَقَدْ جَاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنَاتِ

Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا ِللهِ حَنِيفًا

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya

Sebagai pengecualian tetap Jar dengan tanda  i’rab asal atau Kasrah,  bilamana Isim tidak munsharif/ghair munawwan tersebut berada pada dua posisi :

(1). Menjadi Mudhaf. contoh:

مَرَرْتُ بِأَحْمَدِكُمْ

Aku berjumpa dengan Ahmad-mu

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

Tapi jika posisinya sebagai Mudhaf Ilaih, maka tetap berlaku tanda irab pengganti Jar dengan Fathah. contoh

هَذَا كِتَابُ أَحْمَدَ

Ini kitab Ahmad

إِنَّ اللهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing).

(2).  Dimasuki huruf AL (ال). contoh:

سَأَلْتُ عَنْ اْلأَفْضَلِ مِنَ الطُّلاَّبِ

Aku bertanya tentang siswa terbaik dari para siswa

وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ

janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid.

Kesimpulan pembahasan Bait:

Jarkanlah dengan Fathah sebagai pengganti dari i’rab asal Kasrah, terhadap isim yang tidak munsharif/ghair munawwan dengan syarat tidak mudhaf atau tidak dimasuki oleh AL yang mubasyaroh bertemu langsung tanpa pemisah.

  1. 20 Desember 2010 pukul 10:42

    Assalamu’alaikum. akhy, ana mau bertanya beberapa hal tentang isim ghairu munsharif:
    1. Isim yang berakhiran alif dan nun yang bagaimanakah yang termasuk dalam isim gharu munsharif? Apakah yang berupa nama dan sifat? lalu jika benar, yang masuk kategori sifat itu yang mana saja? Apakah jiiraan (tetangga2) dan musta’aan (tmpt memhn prtlngan)juga masuk ke isim ghairu munsharif?
    2.Lalu isim mamdud yang bagaimana yang termasuk isim ghairu munsharif? Apakah yang jamak dan yang mufrad muannats yang masuk ke dalam kategori isim mamdud yang ghairu munsharif? Lalu bagaimana cara kita mengetahui kalo isim mamdud itu muannats? apakah harus melihat kamus atau ada wazan2 khususnya?
    Syukran katsiran atas penjelasannya akhy…Barakallahu fiik

    • Aufa romadhon
      23 Desember 2011 pukul 05:50

      1.untuk ziyadah alif nun mendjadi ism ghoir munshorif dikarenakan yaitu kumpulnya dengan alam atu wasfiyah

  2. Syaiful
    10 September 2011 pukul 17:31

    Assalamu’alaikum.

    Bagaimana bila isim ghoiru musharif tersebut berkedudukan “Mudhof ilaihi wa huwa mudhof”. apa berlaku i’rab dengan kasrah?

  3. Anonim
    30 September 2011 pukul 14:56

    aslamualaikum……. .
    maaf sekalian semuanya saya ini juga orang biasa . tapi izinkan saya menjawab saudara saiful yang bercatatan kirimnya tanggal 10 september 2011 pukul 17:31. jadi jawabanya saudara saiful adalh berlaku iqrob dengan kasrah karena di sudah menjadi mudhaf waw mudhoilaihi karen saratnya ad dua yang membatalkan isim qhoiri musharif .

    1- dianya yang masuk padanya alif lam
    2- dianya yang menjadi mudhaof huwa mudhof ilaihi

    saya yang bercomentar ini dari kitab kawakib jilid tapi mohon ma’af saya lupa halamnya

    sekialanlah comentar saya yang mana kalau ada yang salah mohon di maafkan karena itu kesalahn saya begitu juga sayapun masih orang biasa dan yang mna ada benarnya itu datang dari allah s.w.t

  4. Anonim
    31 Mei 2013 pukul 10:56

    Assalammu’alaikum…………
    Dimankah perbedaan Bahasa arab yg asli dengan bahasa ‘ajamiyah yg sudah sudah menjadi lughat arab sekarang

  5. 1 Oktober 2015 pukul 15:30

    disini ada al mubasyaroh; yaitu al bertemu langsung,, trs apa ada al yg ghoiru mubasyarah? mhn pnjelasan!!

  6. abdurrahman
    7 Juni 2018 pukul 08:01

    assalamu’alaikum. bagaimana dengan lafazh niat puasa, nawaitu …….. syahri ramadhana hadzihis sanati… sudah tepatkah lafazh ramadhan dibaca fathah? syukran.

  1. 6 April 2012 pukul 23:14
  2. 18 April 2012 pukul 10:01
  3. 16 November 2012 pukul 13:10
  4. 4 Juni 2016 pukul 16:46

Tinggalkan komentar