Beranda > Bait 41 > Definisi Jama’ Muannats Salim dan I’rabnya » Kajian Alfiyah Bait 41

Definisi Jama’ Muannats Salim dan I’rabnya » Kajian Alfiyah Bait 41

◊◊◊ 

وَمَــــــا بِتَـا وَأَلِـــفٍ قَدْ جُمِعَـــــــا ¤  يُكْسَرُ فِي الْجَرِّ وَفي النَّصْبِ مَعَا

Adapun kalimah yang di-jamak-kan dengan menambah Alif dan Ta’ (Jama’ Muannats Salim), adalah ditandai harakat kasrah didalam Jar dan Nashabnya secara bersamaan.

Setelah rampung penjelasan tentang kalimah-kalimah yang di-i’rab dengan huruf sebagai pengganti dari i’rab asal harakat, yaitu tanda I’rab Asmaus-Sittah, Isim Mutsanna dan Jama’ Mudzakkar Salim pada bait-bait sebelumnya.  Selanjutnya  Kiyai Mushannif Alfiyah Muhammad Ibnu Malik –semoga Allah Merahmatinya– menerangkan tentang Kalimah-kalimah yang di-i’rab dengan Harakat sebagai ganti dari Harakat tanda i’rab asal. Dalam hal ini terdapat dua kategori, yang pertama adalah dalam Bait ke 41 ini.  Yaitu kalimah yang di-jamak-kan dengan tambahan Alif dan Ta’ (ا – ت / alif zaidah dan ta’ zaidah) atau dinamakan Jamak  Muannats Salim.

◊◊◊

Definisi Jama’ Muannats Salim adalah: Lafazh yang menunjukkan lebih banyak dari dua, disebabkan oleh penambahan dua huruf Alif dan Ta’ Zaidah di akhirnya. contoh:

حَضَرَتِ الْمُتَحَجِّبَاتِ

Para wanita berjilbab telah hadir

*Maka  lafazh الْمُتَحَجِّبَاتِ pada contoh ini adalah lafadz jamak dengan tambaha alif dan ta’,  Jama’ Mu’annats Salim.

◊◊◊

Tanda I’rab Jama’ Muannas Salim adalah: Rafa’ dengan Dhammah (i’rab asal), Jar dengan Kasrah (i’rab asal) juga Nashab dengan Kasrah (pengganti i’rab asal Fathah). contoh:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.

وَعَدَ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ

Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai

لِيُعَذِّبَ اللهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan.

◊◊◊

Dua kategori bukan Jamak Mu’annats Salim adalah: 1. Lafazh Jama’ ada Alif dan Ta’ di akhirnya tapi bukan Alif Zaidah, contoh:

قُضَاةٌ وَ دُعَاةٌ

Para hakim dan para pendakwa

Dua lafazh ini, berupa Alif asli salinan dari asal huruf  kalimah sebelum proses I’lal. asal bentuknya adalah قُضَيَةٌ  ya’ diganti alif karena jatuh sesudah fathah, dan دُعَوَةٌ wau juga diganti alif karena jatuh sesudah harakat fathah. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada page Kaidah I’lal ke 1: https://nahwusharaf.wordpress.com/belajar-ilal/kaidah-ilal/kaidah-ilal-ke-1/

2. Lafazh Jama’ ada Alif dan Ta’ di akhirnya tapi  bukan Ta’ Zaidah, contoh:

أَبْيَاتٌ، أَمْوَاتٌ، أَصْوَاتٌ

Bait-bait, Mayat-mayat, Suara-suara

Contoh ini, huruf Ta’-nya adalah asli kalimah bukan tambahan, lafazh mufradnya adalah بَيْتٌ، مَيِّتٌ، صَوْتٌ

Dua kategori lafazh-lafazh  jamak tersebut bukan Bab Jamak Muannats Salim, karena lafazh menunjukkan jamak bukan karena sebab Alif dan Ta’. akan tetapi termasuk pada kategori bentuk Jamak Taksir, dinashabkan dengan tanda irab asal yaitu Fathah.  contoh:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلاَ تَجْهَرُوا لَهُ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

◊◊◊

Kesimpulan penjelasan Bait 41: Sesungguhnya Lafazh yang di jamak sebab tambahan Alif dan Ta’, di-i’rab dengan harakat kasrah ketika Jar dan Nashab secara bersamaan. Penyebutan Jar dengan tanda kasrah,  bukan sebagai penggati asal. Sedangkan penyebutan Nashab dg kasrah adalah pokok pembahasan dalam Bait kali ini, yaitu bagian pertama dari tanda i’rab dg harakat pengganti dari i’rab harakat asal.

  1. Fen
    2 November 2011 pukul 02:17

    Asslam…. Sukron katsirats partisipasi dlm brmacam metode ilmu nahwux wassalm

  2. Anonim
    30 Mei 2013 pukul 11:09

    tttaaaaaeeee

  3. 14 Juni 2013 pukul 00:49

    www heryardiansyah.com

  4. Anonim
    24 Januari 2014 pukul 10:13

    keren…

  5. Anonim
    18 Agustus 2014 pukul 11:21

    MANTAPP

  6. Belajar
    13 Januari 2019 pukul 09:57

    Pada contoh pertama هضرت المتحاجباتِ
    Kenapa failnya kasroh ustadz ?

  7. Fanie
    14 November 2019 pukul 06:23

    Kenapa jam’ muannas tidak munsorif di i’rob jer

  8. Maruli
    16 April 2020 pukul 20:11

    حَضَرَتِ الْمُتَحَجِّبَاتِ …maaf ustadz dalam artikel yang ditulis kalimat jama mu,annas salim di rhofakan dengan dhomah,.dlam contoh diatas al mutahajjabatu itu jadi fail krnapa i,rob,a..dengan kasroh knapa nggk dhomah

  1. 16 November 2012 pukul 13:10
  2. 4 Juni 2016 pukul 16:24

Tinggalkan komentar