Beranda > Bait 242 > Pengertian Naibul Fa’il » Alfiyah Bait 242

Pengertian Naibul Fa’il » Alfiyah Bait 242

–••Ο••–

يَنُوبُ مَفْعُولٌ بِهِ عَنْ فَاعِلِ ¤ فِيما لَهُ كَنيِلَ خَيْرُ نَائِلِ

Maf’ul bih menggantikan Fa’il di dalam semua hukumnya. Seperti contoh: “NIILA KHOIRU NAA-ILI=anugerah terbaik telah diperoleh”.

–••Ο••–

Naibul Fa’il adalah Isim yg dirofa’kan baik secara lafzhan atau mahallan, menggantikan dan menempati tempatnya Fa’il yg tidak disebutkan, dan Fi’ilnya dibentuk Mabni Majhul. Baik isim yg menggantikan itu asalnya berupa Maf’ul bih atau serupanya sepeti Zhorof, Masdar dan Jar-majrur.

Contoh bentuk kalimat asal :

أكرم خالد الغريب

AKROMA KHOOLIDUN AL-GHORIIBA = Kholid menghormati orang asing itu

Contoh bentuk kalimat setelah Fa’ilnya dibuang dan Fi’ilnya dibentuk Mabni Majhul:

أُكْرِم الغريب

UKRIMA AL-GHOORIBU = Orang asing itu dihormati

Pada contoh ini lafazh AL-GHOORIBU adalah Naibul Fa’il menggantikan Fa’ilnya yg dibuang. Lafazh UKRIMA adalah kalimah Fi’il Madhi yang dibentuk Mabni Majhul.

Dengan demikian apabila Fa’ilnya dibuang karena suatu alasan baik alasan bangsa Lafzhiy atau bangsa Ma’nawiy (lihat Motif al-Hadzf/alasan membuang lafazh) maka pembuangan Fa’il ini menimbulkan dua keputusan:
1. Merubah Fi’ilnya ke bentuk Majhul
2. Menempatkan Pengganti Fa’il pada posisi Fa’il berikut hukum2nya, semisal: harus Rofa’, harus berada setelah Fi’ilnya, sebagai pokok kalimat, hukum ta’nits pada fi’ilnya, dan lain-lain (lihat BAB FA’IL) .

  1. 22 November 2011 pukul 23:03

    Materi Nahwu Zig-zag lompat sana lompat sini…. ^_^

  2. Ahmad Fauzan
    23 November 2011 pukul 00:08

    Keterangannya belum jelas, kasian bagi pemula, kalau bisa tolong berikan pelajaran nahwu yang di ambil dari kitab matan al-jurumiyah, untuk pemula seperti saya

    Terima kasih

  3. Ahmad Fauzan
    23 November 2011 pukul 00:08

    Keterangannya belum jelas, kasian bagi pemula, kalau bisa tolong berikan pelajaran nahwu yang di ambil dari kitab matan al-jurumiyah, untuk pemula seperti saya

    Terima kasih

  4. Anonim
    24 November 2011 pukul 17:36

    betul…………jurmiyyah dulu…….alfiyyah tu pembehasannya lebih mendalam, lebih padat…………..

  5. 13 Februari 2012 pukul 17:57

    thoyyib ya ustadz . .

  6. 23 Maret 2012 pukul 13:51

    shohih …
    na’am””

  7. Anonim
    7 Desember 2013 pukul 17:11

    apa alasannya kalimat yang mabni majhul,ain fiil pada fiil mudore’ harus dikasroh dan pada fiil modore’ d fathah

  1. 16 November 2012 pukul 13:10

Tinggalkan komentar