Kaidah I’lal ke 5 » Harakah Dhammah wau atau ya’ di akhir kalimah diganti Sukun
إِذَا تَطَرَّفَتِ الْوَاوُ وَالْيَاءُ وَكَانَتَا مَضْمُوْمَةً اُسْكِنَتَا نَحْوُ يَغْزُوْا أَصْلُهُ يَغْزُوُ وَيَرْمِيْ أَصْلُهُ يَرْمِيُ
Apabila Wau atau Ya’ menempati ujung akhir kalimah, dan ber-harakah dhammah, maka disukunkan. Contoh: يَغْزُوْا asalnya يَغْزُوُ dan يَرْمِيْ asalnya يَرْمِيُ
Praktek I’lal:
يَغْزُوْ
يَغْزُوْ asalnya يَغْزُوُ mengikuti wazan يَفْعُلُ . Wau di ujung akhir kalimah ber-harakah dhammah, maka disukunkan menjadi يَغْزُوْ.
يَرْمِيْ
يَرْمِيْ asalnya يَرْمِيُ mengikuti wazan يَفْعُلُ . Ya’ di ujung akhir kalimah ber-harkah dhammah, maka disukunkan menjadi يَرْمِيْ.
Perhatian:
غَازٍ
غَازٍ asalnya غَازِوٌ mengikuti wazan فَاعِلٌ . Wau diganti Ya’, karena jatuh sesudah harakah kasrah, maka menjadi غَازِيٌ, kemudan Ya’ disukunkan karena beratnya harkah dhammah atas Ya’ maka menjadi غَازٍيْ, kemudian Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, maka menjadi غَازٍ
سَارٍ
سَارٍ asalnya سَارِيٌ mengikuti wazan فَاعِلٌ . Ya’ disukunkan karena beratnya harakah dhammah atas Ya’ maka menjadi سَارٍيْ, kemudian Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, maka menjadi سَارٍ
اَوَاقٍ
اَوَاقٍ asalnya وَوَاقِيُ mengikuti wazan فَوَاعِلُ wau pada fa’ fi’il diganti Hamzah, karena kedua wau berkumpul dalam satu kalimah, maka menjadi اَوَاقِيْ. Kemudian Ya’ dibuang untuk meringankannya, maka menjadi اَوَاقِ. Dan didatangkanlah tanwin sebagai pengganti dari Ya’ yang dibuang, maka menjadi اَوَاقٍ.
Asalamualaikum,
boleh minta keterangannya apa yang d maksud di mukkodar / di kira-kirakan itu<<?
waalaikumsalam wr. wb. mukkodar/dikira-kirakan maksudnya dzohirnya lafadz tidak mengalami perubahan (tetap) namun dianggap telah mengalami perubahan dikarenakan adanya ‘amil yang masuk. wallahu a’lam
assalamualaikum…..
saya agak janggal pada i’lalnya lafadz غَازٍ asalnya غَازِوٌ mengikuti wazan فَاعِلٌ . Wau diganti Ya’, karena jatuh sesudah harakah kasrah, maka menjadi غَازِيٌ, kemudan Ya’ disukunkan karena beratnya harkah dhammah atas Ya’ maka menjadi غَازٍيْ, kok huruf za’ nya di kasroh tanwin, padahalkan tadinya cuma kasroh saja, tanpa ditanwin….alasannya apa akhi???makasih
izin blas…karena belum ada yang balas…
sepengetahuan saya,,,
huruf za’nya diberi tanwin sebab asalnya huruf ya’ dlomma tain,kemudian disukun,karna sukun tidak bisa di tanwin (sukun tain) maka jatuhlahlah tanwin itu pada hauruf za’,,,,,
kurang lebihnya seperti itu,,,
barangkali salah atau kurang tepat,mohon dibenarkan,,,,!!!
Karena itu isim sebab qoidah iim
مخيرا بين التعريف والتنوين
Memilih antara ال atau tanwin
Asaalamualaikum ,,
Saya beri saran silakan antum semua tanya kepada guru antum masing masing supaya lebih jelas dan tidak gagal faham
makasih atas materinya semoga bermanfaat bagi penerus agama islam dalam belajar kitabnya
Bguz
Mohon maaf.. contoh lain dari kaidah ini apa ya ?.. selain dua fiil di atas
Jazakummullah khairan
Alasan harkat ز menjadi tanwin apa.?