Beranda > Bait 46-47-48 > Isim Maqshur dan Isim Manqush: definisi dan tanda I’rabnya » Alfiyah Bait 46-47-48

Isim Maqshur dan Isim Manqush: definisi dan tanda I’rabnya » Alfiyah Bait 46-47-48

◊◊◊

وَسَمِّ مُعْتَلاًّ مِنَ الأَسْمَاءِ مَا ¤ كَالْمُصْطَفَى وَالْمُرْتَقَي مَكَارِمَا

Namailah! Isim Mu’tal, terhadap Isim-Isim yang seperti lafadz الْمُصْطَفَى (Isim yang berakhiran huruf Alif) dan seperti lafadz الْمُرْتَقَي مَكَارِمَا (Isim yang berakhiran huruf Ya’).

فَالأَوَّلُ الإِعْرَابُ فِيْهِ قُدِّرَا ¤ جَمِيْـعُهُ وَهْوَ الَّذِي قَدْ قُصِرَا

Contoh lafadz yang pertama (الْمُصْطَفَى) Semua tanda I’rabnya dikira-kira, itulah yang disebut Isim Maqshur.

وَالْثَّانِ مَنْقُوصٌ وَنَصْبُهُ ظَهَرْ ¤ وَرَفْـعُهُ يُنْــوَى كَذَا أيْضَــــاً يُجَرْ

Contoh lafadz yang kedua (الْمُرْتَقَي) dinamakan Isim Manqush, tanda Nashabnya Zhohir. Tanda Rofa’ dan juga Jarrnya sama dikira-kira.

Setelah menerangkan tentang tanda I’rab Kalimah-kalimah Isim dan Fi’il yang shahih, dan pada Bait-bait selanjutnya akan menerangkan tentang tanda i’rab untuk Isim Mu’tal dan Fi’il Mu’tal. Dimulai dari bait diatas dengan tanda Irab untuk Kalimah Isim Mu’tal. dalam hal ini terdapat dua isim Mu’tal yaitu Maqshur dan Manqush:

°°°

ISIM MAQSHUR المقصور

Definisi Maqshur adalah: Kalimah Isim Mu’rob yang berakhiran Alif Lazim. contoh فَيَى – عَصَى – رَحَى. Keluar dari definisi Maqshur adalah: رَمَى – يَخْشَى (Kalimah Fi’il). عَلى (Kalimah Huruf). مَتَى (Isim Mabni). الْهَادِيْ (berakhiran Ya’). زَيْدَانِ (Berakhiran Alif tidak Lazim).

Irab Isim Maqshur :

Di-i’rab dengan Harakat Muqaddar/dikira-kira atas Alif pada semua keadaan i’rabnya. Sebab yang mencegah i’rab zhahirnya karena udzur. Contoh Imamuna As-Syafi’i berkata:

contoh ketika Rafa’:

أَهَمُّ الْمَطَالِبِ رِضَا اللهِ

Paling pentingnya pengharapan adalah mengharap Kerelaan Allah

contoh ketika Nashab:

إِنَّ رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَكُ

Sesungguhnya kerelaan manusia adalah batas yang belum final.

contoh ketika Jar:

اِحْرِصْ عَلَى رِضَا وَالِدَيْكَ

Tamaklah..! terhadap kerelaan kedua orang tuamu !

Allah berfirman:

ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ

Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ

Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.

لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ نَاسِكُوهُ فَلَا يُنَازِعُنَّكَ فِي الْأَمْرِ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ

Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.

°°°

ISIM MANQUSH المنقوص

Definisi Manqush adalah: Kalimah Isim Mu’rob yang berakhiran Ya’ Lazim tidak bertasydid dan berada setelah harakat Kasrah . Contoh القَضِيْ – السَّاعِيْ – الوَافِيْ. Keluar dari definisi Maqshur adalah: يَعْطِيْ (Kalimah Fi’il). فِيْ (Kalimah Huruf). الذِيْ (Isim Mabni). الْفَتَىْ (berakhiran ِAlif layyinah/Ya’ maqshur). زَيْدَيَنِ (Berakhiran Ya’ tidak Lazim). ظَبْيٌ (jatuh sesudah sukun) كُرْسِيٌّ (Ya’ bertasydid). Untuk Lafazh ظَبْيٌ dan كُرْسِيٌّ tetap di-i’rab dengan harakat zhahir, Firman Allah:

فَأَذَاقَهُمُ اللهُ الْخِزْيَ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

Maka Allah merasakan kepada mereka kehinaan pada kehidupan dunia

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ

Hai manusia, sesungguhnya kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri

°

Tanda I’rab Isim Manqush, apabila ia dimasuki AL atau menjadi Mudhaf maka huruf Ya’-nya ditetapkan:

Tanda Rofa’-nya dengan Dhammah yang dikira-kira atas Ya. Juga tanda Jar-nya dengan Kasrah yang dikira-kira atas Ya’. Sedangkan sebab yang menjadikan tercegahnya Harakat secara zhahir karena berat mengucapkannya » rujukan lihat pada Kaidah I’lal ke 5.

contoh ketika Rofa’ bersama AL:

السَّاعِيْ لِلْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ

orang yang bertugas untuk kebaikan sama halnya dengan orang yg berbuat kebaikan itu sendiri.

contoh ketika Rofa’ menjadi Mudhaf:

جَاءَ قَاضِي الْقُضَاةِ

Hakim agung telah datang.

contoh ketika Jar bersama AL:

عَلَى الْبَاغِيْ تَدُوْرُ الدَّوَائِرُ

balasan atas orang yang aniaya, bencana akan kembali padanya (karma tetap berlaku)

contoh ketika Jar menjadi Mudhaf:

سَلَّمْتُ عَلَى قَاضِي الْقُضَاةِ

aku memberi salam pada Hakim agung.

Terkadang huruf Ya’ nya dibuang ketika rafa’ atau jar, sebagai penunjukan bahwa sebelum Ya’ berharakat kasrah, maka berlaku juga Isim Manqush yang bersamaan AL dan tanpa tanwin, seperti berlakunya Isim Manqush yang tanpa AL dengan ditanwin. contoh:

contoh ketika Rafa’

يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ إِلَى شَيْءٍ نُكُرٍ

(Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan)

contoh ketika Jar

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku

Tanda Nashab Isim Manqush yg dimasuki AL atau menjadi Mudhaf tersebut, adalah Nashab dengan Harakat Zhahir.

contoh besamaan dengan AL

لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ

Rasulullah melaknat orang yang memberi suap dan orang yang menerima suap.

contoh menjadi mudhaf

رأيت قاضيَ القُضَاةِ

Aku melihat Hakim Agung

يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ

Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah

°

Tanda I’rab Isim Manqush, apabila ia tanpa AL atau tidak Mudhaf maka huruf Ya’-nya dibuang dan mendatangi Tanwin ketika Rafa’ dan Jar. Atau Ya’-nya ditetapkan ketika Nashab:

Tanda Rofa’-nya dengan Dhammah yang dikira-kira atas Ya yang dibuang. Juga tanda Jar-nya dengan Kasrah yang dikira-kira atas Ya’ yang dibuang. Sedangkan sebab terbuangnya Ya’ tersebut, karena bertemunya dua mati yaitu Ya’ Manqush dan Tanwin » rujukan lihat pada Kaidah I’lal ke 5.

contoh Rafa’ :

الْمُؤْمِنُ رَاضٍ قَانِعٍ

Sorang Mu’min adalah seorang yang suka rela dan menerima apa adanya.

إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرٌ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ

Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.

contoh Jar :

رُبَّ سَاعٍ لِقَاعِدٍ

Mungkin kali… seorang yg berusaha orang yg duduk-duduk (usaha bung…!)

وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka baginya tak ada seorangpun yang akan memberi petunjuk.

Tanda Nashab-nya dengan Fathah yang Zhahir/terang contoh:

سَمِعْتُ مُنَادِياً يُنَادِيْ لِلصَّلاَةِ

Aku mendengar seorang pemanggil sedang memanggil untuk shalat.

وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا

Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong

  1. 20 Desember 2010 pukul 10:34

    Assalamu’alaikum akhy…
    Sebelumnya ana ingin mengucapkan jazakallah khairan katsiran atas artikel2nya yang bermanfaat akh…
    Disini saya mau tanya, beberapa hal yang masih membuat bingung:Mengenai isim maqshur manakah yang masuk ke dalam isim ghairu munsharif? apakah benar, yang masuk ke dalam isim ghairu munsharif itu yang isim maqshur yang berjenis muannats saja? Lalu, bagaimana caranya kita mengenal yang berjenis muannats dari isim maqshur? apakah ada wazan2nya? lalu bagaimana dengan lafadz, musa? bukankah itu mudzakkar? tetapi mengapa tidak ditanwin? begitu pula dengan lafadz mushthafa…Syukran atas penjelasannya…

  2. Anonim
    22 Februari 2018 pukul 10:52

    الحمدلله sebaiknya untuk kaidah2 /istah2 nahwunya. tertulis dg arab

  3. 5 Agustus 2018 pukul 15:33

    Bagus banget minnnn

  4. Anonim
    19 Januari 2019 pukul 11:18

    Assalamualaikum… Izin belajar Yaa Ustadz…

  1. 16 November 2012 pukul 13:10
  2. 4 Juni 2016 pukul 16:21

Tinggalkan komentar